Sadarlah, Aku Ini Siapa ?
Dalam
setiap sholatku, aku selalu memanjatkan doa, meminta pada Allah untuk diampuni
segala dosa dan kesalahanku.
Dalam
setiap doaku, aku selalu meneteskan air mata
Dalam
setiap tangisku, aku luluh tersimpuh di hadapan-Nya
Aku
memohon untuk diberkahi ilmuku
Aku
memohon untuk dilapangkan rizkiku
Aku
memohon untuk diindahkan hari-hariku
Namun
aku sadar, aku ini siapa ?
Aku
meminta untuk diberi kesehatan
Aku
meminta untuk diberi kekuatan
Aku
meminta untuk diberi keselamatann
Namun
aku sadar, aku ini siapa ?
Ketika
aku memohon untuk dipertemukan dengan jodohku, mengharapkan dia adalah lelaki
sholeh
Yang
mencintai Tuhan nya, yang memuliakan ibunya, yang menjadikan kalimat tasbih
menjadi nafasnya, yang hidupnya hanya berpedoman pada Al-Qur’an dan Al Hadist,
Namun
aku sadar, aku ini siapa ?
Dalam
isak tangis yang menyesakkan dada, aku kembali meminta dimudahkan penghisabanku
di hari akhir, dipilihkan surga sebagai stasiun akhir dari perjalanan hidupku
selama ini,
Namun
aku sadar, aku ini siapa ?
Sholat
masih terlambat,
Puasa
sunnah masih ogah
Al-Qur’an
masih jadi pajangan
Sedekah
masih terhambat
Lalu,
aku memohon ini dan itu, aku ini siapa ?
Masih
lepas pasang hijab
Masjid
hanya sekedar lewat
Bersenang-senang
hingga lupa waktu ibadah
Berucap
kata yang menyayat hati orang lain tanpa dipilah-pilah
Dan
begitu masih meminta surga-Nya, aku ini siapa ?
Sungguh,
air mata tertumpah ruah, isak tangis menyesakkan dada, mengelukan lidah untuk
berkata
Hanya
bisa memanjatkan doa, doa, dan doa
Pantaskah
aku meminta, sementara aku adalah orang lalai ?
Pantaskah
aku memohon, sementara diriku penuh akan dosa ?
Ingat
Firman Allah dalam surat Az-Zumar :53-54, yang artinya :
“Katakanlah:
“Hai hamba-hamba-Ku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. Dan kembalilah kamu kepada Tuhanmu, dan berserah dirilah kepada-Nya
sebelum datang azab kepadamu kemudian kamu tidak dapat ditolong (lagi)”
Betapa
aku sangat menyadari, Dia-lah yang tidak pernah meninggalkanku meskipun aku
sering meninggalkan-Nya,
Sejauh
apapun aku pergi, kepada-Nya lah aku kembali
Aku,
yang bukan siapa-siapa
Aku
tanpa Allah, N O T H I N G !!!
@Durotun Maqfiraah......tetap semangat ya !!!
BalasHapusLebih baik sibuk memantaskan diri terlebih dahulu......dan banyak2 bersyukur...... :-)